Rabu, 30 Desember 2009

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH SEAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

( MATERI EKOSISTEM)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di negara ini banyak di pengaruhi oleh berbagai macam faktor, Karena itu mutu pendidikan negara kita terpuruk, tetapi kita tidak boleh menyalahkan atau mencari siapa yang salah dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah ini, karena ini merupakan tanggung jawab kita semua sebagai warga negara ini, tetapi yang perlu kita renungkan dan fikirkan adalah bagaimana mutu pendidikan dinegara ini kembali bermutu dan mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan tidaklah mudah seperti kita membalikkan telapak tangan kita, karena untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan suatu proses yang cukup panjang dan melelahkan. Dalam agama Islam, pendidikan manusia dimulai pada saat anak manusia dalam kandungan ibunya (prenatal) hingga manusia menggembuskan napas terakhirnya. Jadi, pendidikan berlaku sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup (Long Life Education). Salah satunya pendidikan yang ada di sekolah-sekolah.

Sekolah merupakan suatu tempat untuk berlangsungnya proses belajar-mengajar (PBM) karena adanya interaksi antara guru dan murid, dimana, guru dan murid merupakan dua komponen terpenting. Menurut Muhamad Surya (2004: 50) “Dalam psikologi pendidikan, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Proses belajar-mengajar adalah kunci utama dari dunia pendidikan terutama disekolah-sekolah, dimana proses belajar-mengajar adalah intinya, sedangkan guru sebagai salah satu komponennya harus memiliki cara-cara tertentu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi tertentu dan memudahkan para siswa dalam menyerap materi pelajaran pada proses belajar-mengajar, karena itu seorang guru harus jeli dalam memilih cara tertentu yang dianggap paling mudah dan cepat dicerna oleh siswa atau peserta didik sehingga pengetahuan yang disampaikan oleh guru akan benar-benar dapat dimilki oleh peserta didik.

Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok dilakukan dalam mata pelajaran biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi adalah ilmu hafalan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman belajar yang bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam ilmu biologi harus sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi didalam Sekolah Menengah Atas merupakan Mata pelajaran sains dimana siswanya dituntut untuk dapat memahami konsep biologi dan mengembangkan daya nalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.

Untuk itu kami termotivasi dan tertarik melakukan penulisan tentang pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran karena pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran sangat tepat dan sesuai dengan materi-materi yang ada dalam biologi, sehingga siswa lebih mengerti dan memahami tentang materi-materi biologi. Sedangkan pengambilan materi ekosistem ini karena dalam ekosistem terdapat komponen yang bisa dijumpai disekitar kita. Untuk itu pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran pada materi ekosistem sangat cocok dan tepat.

Oleh karena itu pemafaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran pada materi ekosistem, diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar sehingga, siswa akan lebih senang dan paham dengan pembelajaran ini serta memperbaiki kualitas pembelajaran biologi dan mutu pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka kami menyusun beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran biologi khususnya materi ekosistem?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran biologi materi ekosistem ?

3. Bagaimana hubungan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi materi ekosistem?


C. Tujuan

1. Untuk mengkaji pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran biologi materi ekosistem

2. Untuk mengkaji hasil belajar siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran biologi materi ekosistem

3. Untuk mengkaji hubungan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dengan hasil belajar siswa pada materi ekosistem

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Dalam pengertian yang luas belajar adalah proses perubahan seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu. Misalnya seseorang yang tidak tahu akan adanya konsep tentang ekosistem maka dengan belajar akan menjadi tahu dan paham apa yang dimaksud dengan konsep ekosistem. Menurut Oemar Hamalik (2004: 194). Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan Menurut Slameto (2003:2) bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Proses belajar yang disertai dengan pembelajaran akan lebih efektif dan terarah, dari pada belajar dari pengalaman dalam kehidupan sosial. Agar pembelajaran lebih terarah proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen diantaranya yang satu sama lain saling berinteraksi, komponen tersebut adalah tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode, model dan strategi pembelajaran, media dan evaluasi, semuanya ini merupakan satu komponen agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

2. Pengertian Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kodisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan anak didiknya, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai anak didik. Kesatuan atau perpaduan kedua unsur ini maka lahirlah interaksi yang edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Surya (2004: 7) “pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sesuatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

B. Teori-teori Belajar

Menurut Sukmadinata (2004 : 167) Teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran – aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.

1. Teori disiplin mental

Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.

2. Teori behaviorisme

Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul.

3. Teori cognitif- gestalt- field

Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular (menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons.

C. Pemanfaatan lingkungan sebagai Media pembelajaran

Pada dasarnya proses pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan melalui tatap muka antara guru dan siswa, dimana guru menyampaikan materi kemudian siswa mendengarkannya, melainkan ada beberapa cara yang sesuai khusus agar siswa mampu menerima materi dengan baik. Untuk itu perlu adanya sebuah terobosan baru untuk memudahkan siswa dalam menerima materi dan juga memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran, yakni melalui media pembelajaran.
Dalam hal ini pembelajaran tentang biologi sangat berkaitan dengan pemakaian media terutama pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran karena biologi tidak lepas dari lingkungan yang ada di sekitar kita. Secara harfiah kata media mempunyai arti “perantara” atau “pengantar” Association for Education Communication (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat di manipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional (Asnawir & Usman, 2002: 11).

Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran perasaan dan kemajuan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar (Sabri, Ahmad, 2005: 112)

Seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, setiap guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan/ pengajaran. Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik (1985: 16), dalam Asnawir & Usman (2002: 18):

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,

2. Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,

3. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar,

4. Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,

5. Nilai dan manfaat media pendidikan,

6. Memilih dan menggunakan media pendidikan,

7. Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,

8. Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yangdiajarkan,

9. Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media pendidikan sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari pendidikian itu sendiri.

Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi:

1. Masyarakat disekeliling sekolah;

2. Lingkungan fisik disekitar sekolah,

3. Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar; dan

4. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka. Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan (Asnawir & Usman, 2002: 109):

1. Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga;

2. Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas;

3. Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga (insektarium), ikan dan binatang air (aquarium);

4. Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan sebagai sumber pelajaran.

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini diarahkan agar siswa dapat mengembangkan dan memadukan antara teori-teori yang mereka terima dikelas dengan pengamatan langsung di alam. Karena siswa juga merasa jenuh belajar di kelas yang pembelajarannya hanya mengacu pada teori-teori dengan penyampaian materi pelajaran dengan metode ceramah. Sehingga pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini bisa dijadikan sebagai cara atau alternative bagi guru untuk mendidik siswa. Selain keterangan diatas peristiwa alam juga bisa dijadikan sebagai sumber belajar atau pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran seperti; banjir, gempa bumi, letusan gunung api, gerhana, pasang surut air laut. Kepala sekolah hendaknya menyarankan kepada seorang guru agar senantiasa kreatif dalam mencari sumber belajar, supaya siswa tidak terlalu jenuh belajar dikelas. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan menurut Asnawir & Usman (2002: 110):

1. Menyelidiki lingkungan sekitar, mencari hal-hal yang diusahakan dapat dijadikan sebagai sumber belajar,

2. Membuat perencanaan proses belajar mengajar berdasarkan topik yang dipilih,

3. Mengorganisasi siswa secara berkelompok atau secara individual sesuai dengan kebutuhan,

4. Menjelaskan kepada siswa tentang tugas yang diberikan,

5. Memberikan tugas kepada kelompok atau individu,

6. Mendiskusikan hasil kerja yang diperoleh,

7. Menyimpulkan hasil kerja,

8. Menilai kerja siswa, dan

9. Tindak lanjut yang diperlukan.

Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002: 208):

1. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,

2. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,

3. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat,

4. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,

5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan social, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain, dan Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan

Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa syarat tertentu diantaranya :

1. Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,

2. Dapat menarik perhatian siswa,

3. Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,

4. Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,

5. Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan

6. Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.

D. Ekosistem

Ekosistem adalah kesatuan organisme semua makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungannya dan saling berinteraksi. Dalam Ekosistem terdiri dari benda hidup, yang disebut faktor biotik, dan benda tak hidup yang disebut faktor abiotik karena itu ekosistem akan tumbuh dan berkembang

Di dalam ekosistem habitat atau tempat hidup organisme sangat erat hubungannya dengan nisia (relung) misalnya: semut berada dibawah semak-semak yang sama dengan kadal tetapi semut itu mencari sisa-sisa organik sedangkan kadal mecari serangga sedangkan keduanya berada di satu habitat

Komponen penyusun ekosistem tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi
1. Komponen biotik; Berdasarkan peran dan fungsinya organisme dalam ekosistem dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: produser, consumer, dan dekomposer
2. Komponen abiotik; Dalam suatu ekosistem, komponen biotik sangat mempengaruhi kehidupan dari komponen biotik. Komponen abiotik dalam ekosistem meliputi: gas oksigen, karbon dioksida, air, tanah, suhu, kelembaban cahaya matahari, dan ruangan.

Ekosistem akan seimbang jika komposisi penyusunnya seimbang karena itu suatu ekosistem akan bertahan lama. Dalam suatu ekosistem jumlah komponen biotik dapat berubah. Perubahan ini dapat terjadi karena komponen biotik ada yang tumbuh, berkembang biak, atau mati selain itu terganggunya ekosistem yang seimbang juga disebabkan bencana alam, hama dan penyakit serta kegiatan manusia. Untuk itu ekosistem memiliki daya lenting yaitu kemampuan ekosistem untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Akan tetapi perubahan ekosistem ke keadaan yang stabil kembali memerlukan waktu yang lama dari proses perubahan komunitas sederhana menjadi komunitas beraneka ragam secara bertahap dan berlangsung dominasi. Pergantian domasi ini disebut suksesi.

Berdasarkan kemampuan menyusun bahan organik organisme penyusun ekosistem dibagi menjadi dua macam yaitu: organisme autotrof dan heterotrof.

1. Organisme autotrof; Organisme autotrof adalah organisme yang mampu menyusun zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis dan kemosintesis. Semua organisme ini memiliki klorofil.

2. Organisme heterotrof; Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak mampu menyusun zat anorganik menjadi zat organik sehingga harus mendapatkan makanannya dengan cara memakan organisme lain, berdasarkan makananya dibedakan menjadi lima yaitu: herbivor, karnivor, omnivor, scanenger, dan detritivor.

E. Hasil belajar

1. Bentuk dan Tipe Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2001 : 22-23) Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar yang secara garis besar membaginya menjadi ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah Afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisai dan internalisasi. Ranah Psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap perkembangan siswa. Kemudian informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator yang telah ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian pembelajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil penilaian proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati (2007 :115)

Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2002 : 39) hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik, dan psikis.

F. Hubungan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan ekosistem

Biologi berasal dari bahasa latin yaitu kata bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Biologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mahluk hidup. Untuk itu dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya hafal teori akan tetapi siswa dituntut paham dan mengerti akan teori tersebut. Selain itu ilmu biologi sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan sekitar, untuk itu pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran sangat relevan dan tepat di gunakan dalam pembelajarannya misalnya pada pokok bahasan ekosistem dimana Ekosistem adalah kesatuan organisme semua makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan dimana mereka tinggal sehingga siswa akan lebih efektif bila dalam proses belajar mengajarnya turun langsung di dalam lingkungan sekitar sehingga hasil dari pembelajaran pada konsep ekosistem akan lebih baik dari pada di lakukan didalam kelas dalam hal ini pembelajaran dikelas dengan metode ceramah atau hanya pengenalan teori-teori yang ada dalam buku tanpa adanya pengalaman nyata dari alam sekitarnya. Pembelajaran Ekosistem adalah proses pembelajaran yang menjelaskan konsep kesatuan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Dalam pokok bahasan ekosistem akan lebih mudah difahami dan dapat diterima oleh siswa dari pada penyampaiannya dilakukan dengan cara ceramah atau dari buku karena dalam bahasan ini siswa turun langsung ke alam yang dalam hal ini adalah lingkungan sekitar dengan bimbingan guru sehingga siswa dapat memecahkan masalah ini. Misalnya siswa dibawa melihat ekosistem yang ada didalam sawah, sungai, dan lapangan yang ada disekitar sekolah. Sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan

BAB III

KESIMPULAN

Lingkungan merupakan salah satu tempat atau wahana untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, karena dapat menumbuhkan minat dan merangsang mereka untuk berbuat dan membuktikannya. Hal ini sangat baik dan cocok dilakukan dalam mata pelajaran biologi, karena pemahaman para siswa tentang biologi adalah ilmu hafalan dan tidak bermanfaat bagi kehidupan dan juga akibat dari pengalaman belajar yang bersifat verbalistis dan tidak pernah diajak belajar keluar kelas sedangkan dalam ilmu biologi harus sesuai dengan apa yang ada dalam alam ini karena, biologi didalam Sekolah Menengah Atas merupakan Mata pelajaran sains dimana siswanya dituntut untuk dapat memahami konsep biologi dan mengembangkan daya nalar untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari. Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA

- Asnawir dan Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press

- Mimin Haryati. 2007. Model dan Teknik Penilaian Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

- Mohamad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

- Oemar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

- Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

- Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: sinar Baru Algensindo

- Sudjana. 2002. Dasar- Dasar Proses Belajar Mangajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

- Sukmadinata, NS. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

- Wahidin. 2006. Metode Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Sangga Buana.